Sabtu, 08 Oktober 2011

RUANG LINGKUP ILMU AKHLAK


TUGAS
PENGERTIAN,RUANG LINGKUP,DAN MANFAAT ILMU AKHLAK



STAI







OLEH :

ASUSI
IB


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NURUL FALAH AIR MOLEK
KECAMATAN PASIR PENYU KAB. INHU

2011

A.PENGERTIAN AKHLAK

Secara bahasa (linguistic) kata ‘akhlak’ berasal dari bahasa Arab, yaitu isimj mashdar (bentuk infinitive) dari kata akhlak, yukhliqu, ikjlakan, yang berarti al sajiyah (perangai), al thabi,ah (kelakuan, tabi’at, watak dasar), al ‘adat (kebiasaan, kelaziman, al maru’ah), peradaban yang baik, dan al din (agama)
a. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang
b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran.
c. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
d. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya bikan main-main atau karena bersandiwara.
e. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah.

Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.

Dalam Encyclopedia Brittanica,akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.


B.CIRI-CIRI AKHLAK

1. Perbuatan itu sudah menjadi kebiasaan sehingga telah menjadi kepribadiannya.

2. Perbuatan itu adalah dilakukan tanpa didahului oleh pertimbangan.

3. Perbuatan itu timbul dari dorongan hati atau keinginan hati, bukan karena terpaksa.

4. Perbuatan itu dilakukan dengan sesungguhnya hati, bukan sekadar bercanda dan kajian ilmiah.

5. Perbuatan itu dilakukan dengan ikhlas ( untuk perbutan baik)

6. Tidak merasa bersalah atau malu setelah melakukannya, karena sudah menjadi kebiasaan sehari-sehari.

Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak.
1.Perbuatan yang baik atau buruk.
2.Kemampuan melakukan perbuatan.
3.Kesadaran akan perbuatan itu
4.Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk

C.ILMU AKHLAK

ilmu akhlak yaitu telaah atas prilaku manusia sebagaimana mestinya. Di sini ilmu akhlak berfungsi sebagai sarana untuk menyempurnakan prilaku manusia dan menyodorkan kebaikan.
Secara lebih komprehensif, ilmu akhlak bisa didefinisikan sebagai pengetahuan tentang macam-macam sifat baik dan buruk, cara menyandang sifat baik dan membersihkan sifat buruk. Dan, subjek ilmu akhlak yaitu sifat-siaft baik dan buruk yang berkaitan dengan tindakan sengaja manusia, dan yang bisa diperoleh atau dihindari. Selain pengenalan atas berbagai macam kemualiaan dan kebejatan akhlak, ilmu akhlak juga membahas metode-metode menemukan sifat baik dan membersihkan sifat buruk. Naraqi menyimpulkan bahwa ilmu akhlak yaitu pengetahuan tentang sifat-sifat baik dan buruk dan tentang cara mendapatkan sifat baik serta membebaskan diri dari sifat buruk.

D.AKHLAK ISLAMY

Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang. Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini seseorang. Buruknya akhlak merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap aqidah dan syariah. “Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhur aqidahnya.”(HR.Tirmidi). “Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan sesungguhnya sebaik-baik manusia keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya.”(HR.Thabrani, Ahmad dan Abu Ya’la)
• Akhlak adalah buah ibadah
• “Sesungguhnya shalat itu mencegah orang melakukan perbuatan keji dan munkar” (QS. 29:45)
• Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat
• “Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi keluhuran akhlaknya” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi)
• Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, umat karena itulah akhlak pulalah yang menentukan eksistensi seorang muslim sebagai makhluk Allah SWT.
• “Sesungguhnya termasuk insan pilihan di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya”(Muttafaq ‘alaih).

E.RUANG LINGKUP AKHLAK

Sifat Mahmudah atau juga dikenali dengan akhlak terpuji ialah sifat yang lahir didalam diri seseorang yang menjalani pembersihan jiwa dari sifat-sifat yang keji dan hina (sifat mazmumah). Sifat Mazmumah boleh dianggap seperti racun-racun yang boleh membunuh manusia secara tidak disedari dan sifat ini berlawanan dengan sifat mahmudah yang sentiasa mengajak dan menyuruh manusia melakukan kebaikan.

Oleh itu, dalam Islam, yang menjadi pengukur bagi menyatakan sifat seseorang itu sama ada baik atau buruk adalah berdasarkan kepada akhlak dan perilaku yang dimilik oleh seseorang.

Akar akhlak mazmumah(akhlak tercela):
1. penyakit syubhat. Penyakit ini menimpa wilayah akal manusia, dimana kebenaran tidak menjadi jelas (samar) dan bercampur dengan kebatilan (talbis). Penyakit ini menghilangkan kemampuan dasar manusia memahami secara baik dan memilih secara tepat.
2. penyakit syahwat. Penyakit ini menimpa wilayah hati dan insting manusia, dimana dorongan kekuatan kejahatan dalam hatinya mengalahkan dorongan kekuatan kebaikan. Penyakit ini menghilangkan kemampuan dasar manusia untuk mengendalikan diri dan bertekad secara kuat.
• Syahwat kekuasan, berarti bahwa dorongan berkuasa dalam diri seseorang begitu kuat sampai tingkat dimana ia mulai menyerap sebagan dari sifat yang hanya layak dimiliki Allah SWT. Hal ini dimulai dari yang terkecil-senang dikagumi (sum’ah), senang disanjung di depannya (riya’), dan merasa puas diri (ghuhur), sampai pada yang hal yang besar-sombong, angkuh, jabarut, mengintimidasi, dan zalim. Syahwat inilah yang kemudian mendorong manusia sampai pada tingkat yang lebih jauh lagi, yaitu syirik. Inilah dosa yang membuat Fir’aun terlaknat.
• Syahwat kesetanan, berarti bahwa ada dorongan yang kuat dalam diri seseorang untuk menyerupai setan dalam berbagai bentuk perilaku dasarnya. Misalnya, memiliki sifat benci, dengki dan dendam, gemar menipu, membuat ulah dan makar, menyebarkan gosip, memfitnah, menyesatkan orang lain, dan semacamnya. Syahwat ini biasanya mempertemukan antara kecerdasan di satu sisi, dengan dorongan setan di sisi lain. Karena itu, pelakunya cenderung licik dan culas dalam pergaulan serta berwajah ganda.
• Syahwat binatang buas, syahwat ini berasal dari nafsu amarah dan angkara murka, seperti api yang cenderung membakar dan membumihanguskan. Jika syahwat angkara murka bertemu dengan kekuatan fisik yang mendukung, maka lahirlah berbagai macam perilaku buruk, seperti permusuhan, debat, penjajahan, pembunuhan, tirani, penodongan, dan perkelahian.
• Syahwat binatang ternak, syahwat ini berasal dari naluri binatang dalam diri manusia dan mendorongnya untuk memenuhi kebutuhan perut dan kemaluannya secara berlebihan. Penyakit syahwat ini mendorong manusia menjadi hedonis, permisif, dan berpikir jangka pendek. Dari syahwat perut lahirlah sifat-sifat serakah, rakus, memakan harta anak yatim, pelit, mencuri, korupsi, sifat pengecut, penakut, dan semacamnya. Adapun dari syahwat kemaluan lahirlah perzinaan.

AKHLAK KEPADA ALLAH

a. Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.
b. Berbaik sangka kepada Allah SWT.
c. Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah SWT.
d. Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
e. Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.
f. Senantiasa mengingat Allah SWT.
g. Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
h. Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.

AKHLAK DALAM KELUARGA

Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.

Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosial kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul didalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri-sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.

AKHLAK DALAM MASYARAKAT

• Tolong-menolong
• Adil
• Menepati janji
• Bermusyawarah
• Menjaga ukhuwah

AKHLAK TERHADAP ALAM SEKITAR

• Melestarikan lingkungan
• Menjaga lingkungan dari pencemaran
• Memanfaatkan sumberdaya untuk kesejahteraan bersama

F.KEDUDUKAN AKHLAK

Agama Islam adalah agama yang sangat mementingkan ajaran akhlaq, dalam kehidupan di dunia ini, manusia bukanlah makhluk individual yang hidup sendirian tetapi manusia juga membutuhkan orang lain atau makhluk sosial. Oleh karena itu, akhlaq karimah mutlak diperlukan dalam perwujudan tatanan hidup yang serasi dan berkesinambungan demi tercapainya kebahagiaan hidup. Akhlak karimah merupakan perwujudan seseorang, yaitu sebagai bukti konkret dari kualitas agama seseorang.


G.PEMBINAAN AKHLAK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Pembinaan akhlak bagi setiap muslim adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan terus menerus. Baik dengan cari melalui pembinaan orang lain maupun pembinaan diri sendiri tanpa harus dituntun orang lain. Hidup di tengah krisis kehidupan sekarang ini, pembinaan akhlak memang harus lebih gencar dilakukan. Banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa berbagai kerusakan dan kejahatan yang terlah terjadi sampai saat ini akibat manusia tidak lagi memegang dan mengamalkan akhlak yang baik. Kapitalisme dan hedonisme yang menginvasi kawasan muslim betul-betul telah berdampak buruk. Ditambah lagi kurangnya perhatian masyarakat Islam sendiri terhadap pendidikan atau pembinaan akhlak

H.HUBUNGAN AKHLAK DENGAN TASAWUF

Para ahli Ilmu Tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada tiga bagian. Pertama tasawuf falsafi, kedua tasawuf akhlaki, dan ketiga tasawuf amali. Ketiga macam tasawuf ini tujuannya yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia. Ketiga macam tasawuf ini berbeda dalam hal pendekatan yang digunakan. Pada tasawuf falsafi pendekatan yang digunakan adalah pendekatan rasio atau akal pikiran, karena dalam tasawuf ini menggunakan bahan-bahan kajian atau pemikiran yang terdapat pada kalangan filosof, seperti filsafat tentang Tuhan, manusia, hubungan manusia dengan Tuhan dan lain sebagainya. Selanjutnya pada tasawuf akhlaki pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akhlak yang tahapannya terdiri dari takhalli (mengosongkan diri dengan akhlak yang buruk), tahalli (menghiasinya dengan akhlak terpuji), tajalli (terbukanya dinding penghalang (hijab) yang membatasi manusia dengan Tuhan, sehingga Nur Ilahi tampak jelas padanya. Sedangkan pada tasawuf amali pendekatan yang digunakan adalah pendekatan amaliah atau wirid, yang selanjutnya mengambil bentuk tarikat. Dengan mengamalkan tasawuf baik yang bersifat falsafi, akhlaki atau amali, seseorang dengan sendirinya berakhlak baik. Perbuatan yang demikian itu ia lakukan dengan sengaja, sadar, pilihan sendiri, dan bukan karena terpaksa.

MANFAAT MEMPELAJARI ILMU AKHLAK

• Membersihkan kalbu dari kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci dan bersih
• Memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan buruk
• Membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat
• Menetapkan perbuatan sebagai perbuatan baik dan buruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar